Sabtu, 20 Desember 2008

i remember

2 hari yang lalu, di labkom, seorang adek tingkat gw nyetel lagu st12 yang model video klipnya Nadine Candrawinata itu loh. apa lah itu judulnya gw lupa. pokonya itu lah. dan karena gw ga suka ama tuh lagu gw bilang "lagunya najis banget sih!!".
si adek tingkat menjawab "ga boleh gitu mbak, ini karya seni. kita harus ngehargain itu."

ngedenger pernyataan itu gw jadi inget sosok si bangsat.

same case..

Sabtu, 13 Desember 2008

DATA AJA

Kamis, 27 September 2007

Tragedi rekrutmen elit

PUTUSAN Mahkamah Agung (MA) Nomor 1384K/ Pid/2005 yang menjatuhkan vonis dua tahun penjara dan denda Rp 30 juta subsider enam bulan kurungan kepada Nurdin Halid (19/9) mengonfirmasi adanya persoalan dalam rekrutmen elit politik oleh parpol.

Ada sekurangnya dua fakta pendukung terkait persoalan rekrutmen elit parpol. Pertama, sebelum menjadi terpidana dalam kasus korupsi distribusi minyak goreng, Nurdin Halid baru saja dilantik sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Golkar menggantikan Andi Matalatta yang menjadi menteri. Kedua, ketika menjadi calon anggota DPR Pemilu 2004, Nurdin Halid diduga terlibat dalam kasus korupsi BPPC (Badan Penyangga Pemasaran Cengkeh).

Dalam konteks persoalan rekrutmen elit politik, vonis dan penahanan Nurdin Halid bukanlah satu-satunya kasus. Dalam tiga tahun terakhir, terlalu banyak anggota DPRD menjadi tersangka dan terpidana kasus korupsi.

Rekrutmen politik
Rekrutmen politik merupakan salah satu fungsi parpol. Rekrutmen politik adalah proses ke arah pengisian (staffing) peran-peran politik yang telah dirumuskan dalam sistem politik (Seligman, 1964)
Proses rekrutmen politik selalu bermakna ganda.

Pertama, menyangkut seleksi untuk menduduki posisi-posisi politik yang tersedia, seperti anggota legislatif, kepala negara dan kepala daerah. Kedua, menyangkut transformasi peran-peran non-politik warga yang berasal dari aneka subkultur agar menjadi layak untuk memainkan peranperan politik (Cornelis Lay, Prisma No. 4-1997).

Rekrutmen politik, di mana pun, memiliki pola yang serupa tapi tak sama. Sekurangnya, ada tiga pertimbangan dalam proses rekrutmen politik.

Pertama, rekrutmen politik merupakan indikator yang sensitif dalam melihat nilai-nilai dan distribusi pengaruh politik dalam sebuah masyarakat politik. Kedua, pola-pola rekrutmen politik merefleksikan sekaligus mempengaruhi masyarakat.

Ketiga, pola-pola rekrutmen politik juga merupakan indikator yang penting untuk melihat pembangunan dan perubahan dalam sebuah masyarakat politik.

Dengan tiga pertimbangan itu, kajian mengenai rekrutmen politik mengharuskan kita menghampiri isuisu krusial, seperti basis legitimasi politik, rute yang ditempuh ke arah kekuasaan, keterwakilan politik, hubungan antara rekrutmen politik dan perubahan politik, dan akibat-akibat bagi masa depan politik.

Titik lemah
Sebagai anggota DPR, Nurdin Halid adalah elit politik yang direkrut Partai Golkar. Lolosnya terpidana kasus korupsi (Nurdin Halid dan kawan- kawan) menjadi elit politik mengindikasikan dua hal. Di satu sisi, eksistensi parpol menyerupai kerumunan (mob) massa.

Dalam kerumunan, ikatan keanggotaan sangat longgar atau bahkan tidak ada ikatan sama sekali. Siapa pun tanpa kualifikasi moral, sosial, status sosial ekonomi dan sebagainya bisa datang dan pergi atau menjadi bagian dari kerumunan, dengan tujuan masing-masing tanpa kendali.

Di sisi lain, longgarnya sistem rekrutmen elit politik yang disebabkan bukan semata-mata persoalan komitmen pribadi yang bersangkutan dan parpol melainkan juga lemahnya sistem rekrutmen politik itu sendiri. Lolosnya terpidana korupsi berarti rangkaian seleksi dalam rekrutmen tidak efektif dan tidak berkualitas.

Sebagaimana pernah dikemukakan, rekrutmen DPR dilakukan melalui prosedur seleksi yang bertingkat mulai dari seleksi sistem, seleksi parpol, seleksi administratif, seleksi penegakan hukum administratif, dan seleksi politis.

Dalam sistem proporsional yang menggunakan sistem daftar nama (list) calon dalam pemilu, titik lemah seleksi sama sekali bukan terletak pada seleksi politik yang dilakukan rakyat (pemilih).

Rakyat hanya memilih calon yang disodorkan parpol. Titik lemah terletak pada seleksi sistem oleh parpol, seleksi parpol yang ditentukan oleh pimpinan parpol, seleksi administratif oleh Komisi Pemilihan Umum, seleksi penegakan hukum administratif oleh Panitia Pengawas Pemilu.

Dalam seleksi sistem, seorang calon harus memenuhi syarat-syarat seperti setia pada ideologi bangsa dan dasar negara. Apakah seorang koruptor bisa dikatakan setia pada Pancasila dan UUD 1945?

Dalam seleksi parpol, seorang calon wajib memenuhi kriteria tertentu, seperti loyalitas, dedikasi dan kredibilitas. Apakah seorang koruptor layak disebut memiliki dedikasi dan kredibilitas?

Dalam seleksi administratif seorang calon wajib memenuhi berbagai kriteria, seperti Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK/SKKBsurat keterangan kelakuan baik). Apakah seorang koruptor layak mendapatkan SKCK? Kalau ada SKCK, bagaimana mungkin kepolisian mengeluarkan SKCK untuk seseorang yang terkait berbagai kasus korupsi?

Dalam seleksi penegakan hukum administratif diuji persyaratan seseorang yang dinyatakan lolos sebagai calon anggota DPR. Apakah seorang koruptor layak mendapatkan SKCK? Kalau ada SKCK, mengapa bisa dinyatakan lolos?

Dilema
Salah satu perbedaan menonjol antara partai kader dan partai anak bangsa (catch all party) terletak pada sistem rekrutmen. Jika rekrutmen partai kader menggunakan sistem merit, rekrutmen partai anak bangsa lebih longgar. Dalam partai anak bangsa, seseorang bisa direkrut menjadi elit dengan syarat memiliki sumber daya, seperti popularitas dan modal, yang dapat menjadi magnet bagi pendukung.

Dalam konteks itu, Nurdin Halid memenuhi syarat untuk direkrut menjadi elit politik. Dia adalah Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), organisasi olah raga paling terkenal.

Dengan kedudukan itu, relasinya menjadi sangat kuat, termasuk pada elit pemerintahan. Selain itu, Nurdin Halid juga seorang pengusaha yang memiliki modal besar. Dengan itu, ia mampu memperkuat sumber daya parpol, termasuk untuk biaya politik ( political cost).

Kelemahan sistem rekrutmen yang terbuka mengabaikan kaderisasi. Walaupun kenyataannya Nurdin Halid sejak lama menjadi kader Partai Golkar, sejatinya dia bisa dengan mudah menjadi elit politik tanpa perlu meniti karier politik dari bawah. Namun demikian semakin banyak tokoh-tokoh terkenal, selebritis dan pemilik modal direkrut sebagai elit semakin besar munculnya persoalan kaderisasi (bottle neck).

Rekrutmen yang terbuka juga menuntut kualitas seleksi dari parpol yang jauh lebih ketat terkait kriteria yang ditetapkan sebagai calon elit, seperti kesetiaan pada dasar negara dan ideologi bangsa, dedikasi dan kredibilitas, dan sebagainya.

Uraian di atas menunjukkan bahwa kasus Nurdin Halid menguatkan adanya dilema yang dihadapi partai anak bangsa. Pengambilan keputusan tanpa memperhatikan akibat bisa memicu reaksi politik yang tidak menguntungkan. Tidak heran jika pimpinan Partai Golkar mengaku kecolongan dalam kasus Nurdin Halid. Istilah kecolongan seharusnya dimaknai sebagai kesalahan dari permulaan, dari penetapan sebagai calon angggota DPR dalam Pemilu 2004.

Pelajaran bagi parpol
Dengan bahasa yang berbeda-beda, sejumlah parpol diproyeksikan sebagai partai anak bangsa, yang ditunjukkan dengan sistem rekrutmen terbuka. Ada partai yang menerapkan sistem terbuka secara melembaga namun ada juga yang malu-malu dengan menggunakan istilah inklusif dan pluralis.

Secara strategi hal itu dimaksudkan untuk mendapatkan dukungan yang besar. Fakta bahwa partai anak bangsa selalu dominan dalam pemilu baik di Eropa (sejak PD II) maupun di Dunia Ketiga, semakin menguatkan semangat memproyeksikan sebagai partai anak bangsa. hf

Drs Joko J Prihatmoko MSi Dosen dan peneliti FISIP Universitas Wahid Hasyim Semarang


http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content&task=view&id=9943&Itemid=62




Involusi Politik Esei-esei Transisi Indonesia

ipd

Penulis : Drs. Cornelis Lay, MA
Editor : Umi Lestari dan Novadona Bayo
Penerbit : PLOD dan JIP UGM, Yogyakarta
Edisi : Cetakan Pertama, Januari 2006
Tebal : 308 + xiv halaman
ISBN : 979-9815-03-7
Pe-review : Mujaddid Muhas

Berawal dari metafora Kotak Pandora yang membuka literatur Involusii Politik, memberikan catatan pembuka yang menarik dan layak untuk menjadi rujukan bacaan pada bab-bab selanjutnya. Kotak Pandoraii yang mengisahkan adanya perubahan tatanan melalui terbukanya sebuah Kotak Pandora, “Pandora, dear pandora, have pity upon us! Free us from this gloomy prison! Open, open, we beseech you!” Dimaknakan terbukanya selubung otoritarianisme orde baru yang telah lama bercokol dan menjangkiti bangsa Indonesia dengan segala dinamikanya.

Ketika reformasi yang didengung-dengungkan selama ini dan hampir disemua lapisan kekuatan bangsa, maka simbol terbukanya Kotak Pandora menjadi awal dari perubahan menuju tatanan yang lebih baik dan menjanjikan. Pada kali kedua terbukanya Pandora melahirkan sebuah “harapan” yang idealnya dapat menyembuhkan kejangkitan dan kebobrokan sebagaimana hal-hal yang terbuka dan beterbangan pada pandora yang pertama. Meskipun demikian makhluk kecil jahat yang bersayap coklat juga tetap turut dan mengonfrmasikan kepada masyarakat bahwa kedua hal akan hadir bersisihan dalam kehidupan manusia.

Secara rinci buku ini terdiri dari empat bagian yaitu bagian pertama yang merupakan catatan pembuka mengenai kisah Kotak Pandora dan rekrutmen eliteiii menjelang runtuhnya Orde Baru sebagai bab 1 dan 2. Bagian berikutnya, meretas jalan perubahan. Masing-masing bab 3 sampai 7 berisikan perubahan konstitusi, pemilihan umum, moratorium politik, modal-pemodal demokrasi, kebebasan informasi dan demokrasi. Sementara pada bagian ketiga, konfigurasi politik pascasoeharto dan perubahan dari negara ke masyarakat menjadi dua bab yang ada didalamnya.

Dapat terlihat dengan terbukanya kran desentralisasi atas sentralisasi pemerintahan selama Orde Baru. Kemudian beralihnya kekuatan dari eksecutive happy ke legislative happy melalui partai politik (parpol). Dalam kadar yang berlebihan memberikan dampak negatif seperti adanya korupsi berjama’ah dan merosotnya tingkat kepercayaan masyarakat pada partai politik dan maraknya konflik kekerasaniv yang terjadi dihampir semua daerah di Indonesia. Oleh karena pengertian reformasi yang disadur secara tidak rapi oleh pengambil kebijakan.

Kemudian melihat rekrutmen elite menjelang keruntuhan Orde Baru. Dengan melakukan sejumlah prediksi terutama pada isu-isu krusial yang menyangkut pertama, basis legitimasi elitev politik yang di bangun diatas kharisma individual yang merupakan figur sentral sebagai penyeimbang aneka kekuatan yang bersaing dalam masyarakat. Kedua, rute yang ditempuh ke arah kekuasaan misalnya melalui pemilu. Ketiga, keterwakilan elite politik yakni masa depan elite politik terletak pada derajat keterwakilan yang wajib mencerminkan prinsip representasi.

Keempat, hubungan antara rekrutmen elite politik dan perubahan politik, melalui pembentukan atau konsolidasi kelas politik baru. Ditandai oleh adanya penguatan basis material yang terjadi sejak penggalan tahun 1980-an. Kelima, akibat-akibat yang ditimbulkan bagi masa depan politik. Diakhir bab 2 ini, penulisnya memaparkan, ”keterlibatan yang semakin massif pada kurun yang hampir bersamaan di semua jenjang ekonomi -pusat sampai daerah- mengindikasikan pada kita bahwa proses yang ada adalah suatu proses konsolidasi yang sistematis” (h.26).

Buku yang diterbitkan oleh Program Pascasarjana Politik Lokal dan Otonomi Daerah dan Juruisan Ilmu Pemerintahan, Universitas Gadjah Mada ini, pada bagian kedua, membahas perubahan konstitusi yang dimulai oleh keinginan para mahasiswa untuk mendorong isu amandemen UUD 1945 yang kini dalam kadar tertentu dinilai sudah tak relevan dengan perkembangan zaman. Penulisnya membahasakan, ”perubahan konstitusi sebagai syarat untuk memfasilitasi proses transformasi dari liberalisasi politik mestinya bukan sesuatu yang janggal bagi banyak peradaban politik” (h.38). Disamping itu, perubahan konstitusi menurutnya juga adalah adanya penerimaan dan pengakuan terhadap hak-hak politik minimum rakyat.vi

Dengan mengambil contoh relevan dari pengalaman Korea yang telah terlebih dahulu merubah konstitusinya. Adanya pembatasan yang tegas masa jabatan presiden hanya untuk satu kali dalam tujuh tahun. Tidak dapat membubarkan parlemen dan hanya diperbolehkan menyatakan keadaan darurat jika mendapat persetujuan parlemen. Sementara Philipina pula melakukan perubahan yang rada mirip setelah adanya gerakan people power yang meruntuhkan rezim Ferdinand Marcos.

Pentingnya perubahan konstitusi dalam dua hal tersebut, sepertinya bukan tanpa sebab. Penulisnya yang juga memiliki pengalaman di banyak tempat dan daerah dalam melakukan penelitian ini mengatakan, ”warga Indonesia keturunan Tionghoa dan India, masih tetap dalam statusnya sebagai ”bukan warga negara” yang harus bergelut dengan keringat dan sogokan untuk membuktikan dirinya sebagai warga negara yang secara administratif sahvii. Pada halaman yang sama dikatakan,”masih efektifnya pemberlakuan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi etnik keturunan Tionghoa dan India”. Disebutnya kemudian sebagai ”peristiwa-peristiwa sipil siklus hidup manusia”.

Dua bab selanjutnya adalah pemilihan umum (pemilu) dan moratorium politik. Menjelaskan tentang hal-hal yang berkenaan dengan penyertaan perwakilan parpol dalam lembaga yang harus bersifat netral, imparsial, dan nonpartisan sebagai pilihan tengah yang paling mungkin. Dengan tak mengabaikan kemungkinan-kemungkinan yang mendasar. Pertama, kepentingan antara posisi parpol sebagai peserta pemilu dan sekaligus sebagai penyelenggara. Berakibat pada deadlock-nya pembahasan dan perumusan tingkat teknis dalam Komisi Pemilihan umum (KPU), yang akan berakibat pada gagalnya pemilu secara keseluruhan.

Kedua, terjadinya ”persekongkolan” antarpeserta pemilu yang memberikan peluang terhadap hadirnya ”politik uang” dan ”politik dagang sapi”. Dengan terus berharap agar masing-masing person bekerja secara kolektif dalam upaya penyelamatan Indonesia. Ketiga, kesulitan parpol menemukan orang-orangnya yang akan bertindak sebagai wakil parpol terutama pada partai-partai yang hanya ”papan nama”. Secara garis besar menyulitkan. Karena partai-partai yang memiliki basis ”papan nama” tadi selain dituntut untuk memiliki wakil juga harus memberikan pendidikan politik internal pada anggota-anggota yang barangkali telah terserap pada parpol besar dan berpengaruh. Sebuah dilema, memang!

Tragisnya, akan menjadi kemungkinan keempat. Bahwa pemaksaan kehendak kelompok parpol besar atas parpol kecil akan terjadi. Artinya demokrasi akan mengalami tingkat pengujian berikutnya. Pada temuan dilapangan penulisnya juga memaparkan setidaknya tujuh persoalan yang memerlukan penanganan atas masalah kepemiluan dan aktualitas demokrasi yang memerlukan penyelesaian dini.

Secara ringkas ketujuh persoalan itu adalah bekerjanya struktur otoritarian dan oligarkis ditingkat daerah, isu money politics, adanya kecenderungan dua massa yang saling bertolak belakangviii, kecenderungan masyarakat yang mengukur hasil pemilu adil dan jujur pada hasil akhirnya dan bukan pada prosesnya, godaan menggunakan kekerasan sebagai daya tawar kepentingan sosial, kebangkitan kembali ”politik komunal” atau ”politik identitas” yang kemudian menyarankan melihat literatur bertajuk ”Black Skin, White Mask” milik Frantz Fanon (1967) dan ketujuh adalah problema penguatan ”politik angka”ix .

Moratorium politik: sebuah kebutuhan
Untuk moratorium politik, buku ini mengulas peliknya kontroversi yang kerap terlontar dari Presiden Gusdur ditengah-tengah kemelut bangsa atas krisis yang ternyata tak kunjung reda, meskipun dalam beberapa hal banyak relevansi dari kontroversial tersebut sebagai refleksi. Penulisnya Cornelis Lay menjelaskan,”sejauh wacana publik bisa dipercaya sebagai alasan dari Pemerintahan Gusdur bersumber pada lahan politik, yang masih ditandai oleh ketidakpastian dan silang pendapat lintas elite tanpa berkesudahan” (h.89).

Lebih jauh kemudian juga dipengaruhi oleh adanya mutual trust yang menjadi investasi negatif bagi penyelesaian krisis dalam mewujudkan agenda reformasi. Setidaknya, inilah yang memunculkan mengapa harus ada moratorium politik. Belum lagi masih banyak tertundanya agenda reformasi serta komunikasi antarelite politik yang menemu ”kuldesak”. Komunikasi yang terjadi justru vis a vis antar tokoh yang satu dengan lainnya terutama dapat dilihat dari berhadap-hadapannya kekuatan legislatif dan eksekutif secara tajam.

Selanjutnya dapat tersaksikan ketika itu, hampir tak berfungsi dengan baiknya koordinasi antar pembantu presiden dalam bentuk kementerian akibat adanya penggantian dadakan tanpa dasar yang jelas. Serta hal-hal lain yang menjadi menu keseharian publik atas kelakuan elite politik. Walaupun disatu sisi kemudian ada yang menganggapnya sebagai proses berdemokrasi yang mulai menunjukkan dinamika demokrasi kearah sejatinya.

Untuk Bab 6 dan 7 dibahas dua hal yang memengaruhi demokrasi yaitu modal, pemodal dan kebebasan informasi yang berusaha diulas terutama mengenai investasi demokrasi. Dalam bentuk terciptanya kepastian usaha, tegaknya hukum sebagai bagian inherent dari sistem politik demokratis, peluang berekspresi dari semua lapisan masyarakat secara terbuka dan terlembaga. Termasuk pada wilayah-wilayah kebebasan informasi.

Jika melihat tingkat pembredelanx pada Orde Baru dalam jumlah yang mencengangkan, dapat dibayangkan bahwa kebebasan informasi dari dan ke publikxi melalui industri media mendapat cobaan dan pengalaman pahit. Sehinga terlihat diakhir bab kebebsan informasi, penulis yang komentarnya kerap menghiasi media massa ini memberikan semacam wanti-wanti, ”jika media massa ingin menikmati status kemerdekaannya yang terbebas dari campur tangan negara, maka media massa harus mau ikut mengambil bagian dalam perjuangan besar mewujudkan demokrasi” (h.161).

Sedangkan pada bagian ketiga lebih dominan memaparkan sembilan konfigurasi kekuatan parpol Pasca-Soeharto lengser. Kesembilan konfigurasi itu adalah (1) Kekuatan politik Islam melalui lembaga parpol seperti Partai Bulan Bintang, Masyumi Baru, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Umat Islam dan lainnya. (2) Kekuatan politik nasionalis-kebangsaan melalui Partai demokrasi Indonesia (PDI), Partai Nasional Indonesia. (3) Kekuatan diluar dari pertikaian ideologi masa lalu seperti Partai Amanat Nasional, Partai Uninasional Demokrasi Indonesia, Partai Buruh dan lainnya. (4) Kekuatan Golongan Karya yang akan tetap eksis dalam perpolitikan nasional. (5) PPP yang berasal dari hasil fusi masa Orde Baru, sekalipun memiliki basis sosial dan infrastruktur sampai kedaerah tetapi hadirnya Partai kebangkitan Bangsa dan partai Islam lainnya cukup mengancam kekuatan PPP. (6) Berakhirnya kekuatan PDI Budi Hardjono yang secara nyata telah menjelma menjadi kekuatan PDI Megawati. (7) Militerxii terutama angkatan darat yang masih memiliki kekuatan ”politik” signifikan. (8) Birokrasi, tetap menjadi andalan kekuatan lainnya. Hanya saja kehadiranya akan dipangkas oleh aturan untuk tak berpartai politik,xiii membuat kekuatanya tak akan terlalu muncul dipermukaan. (9) ”Etnonasionalisme” yang terus muncul dalam bentuk tuntutan daerah. Kesemuanya rata-rata mengalami pergeseran konfigurasi kekuatan. Dapat dilihat dari militer–birokrasi ke parpol atau dari peran-peran negara yang berpindah kepada masyarakat.

Pada bagian akhir buku Involusi Politik yang dieditori oleh Umi Lestari dan Novadona Bayo ini membahas tentang peretasan Korupsi-Kolusi-Nepotisme (KKN) dalam bentuk mengira-ngira Indonesia 2003-2005. Ada yang menarik, penulisnya menyebut KKN pada Orde Baru sebagai the way of doing politics dengan argumentasi bahwa wilayah sebaran dan kedalaman gejala KKN telah menjangkau setiap inci dari wilayah politik yang tersedia dan telah menjangkau level yang paling rendah dari struktur kekuasaan yang terbangun serta dalam waktu yang lama ditopang oleh kapasitas untuk menjalankannya secara efektif. Untuk mengurangi atau memberantas demikian deras dan mewabahnya KKN pada masa Orde Baru, kembali menyatakan,”penyudahan KKN membutuhkan perubahan secara total sistem yang dibangun untuk digantikan dengan sesuatu yang baru”(h.249).

Sementara terjadinya konsolidasi dan kontestasi antar kekuatan-kekuatan ideologis, mobilisasi serta masifikasi politik nasional dalam prediksi kehidupan berdemokrasi selama 2003-2004 yang tak terelakkan. Meskipun terlihat tak sehebat pada tahun-tahun awal reformasi. Dengan begitu menutup tulisan akhir dalam buku ini, kemudian penulisnya membeberkan simpul-simpul yang dapat mengikat tematik-tematik kajian kedalam beberapa kata akhir.

Pertama, terdapat perbedaan fundamental berupa tantangan politik domestik antarsatu tahun sebelum dan setelah pemerintahan baru terbentuk. Kedua, corak politik yang berbeda di sisi lain akan saling memperkuat satu sama lain. Ketiga, sentralisasi posisi pemilu akan mengaburkan isu pemerintahan secara sistemik dan struktural. Keempat, pembentukan pemerintahan baru lebih dapat menjamin kepastian dari pemerintahan sebelumnya. Sedangkan yang terjadi pada hubungan antar kelembagaan negara disoroti akan mengalami sengketa kewenangan meskipun dasar kehadirannya dinilai kuat dan mendasar menjadi simpul yang kelima.

Sebagaimana diakui penulisnya, buku yang memuat tentang keterjebakan, ”keterpenjaraan”, involusi Indonesia dalam tahun-tahun pertama reformasi. Sebagian besar dalam prediksi dan catatan faktual yang gayung-bersambut dalam buku ini dapat menjadi referensi otentik bagi siapa saja yang ingin melihat lebih mendalam peristiwa dan rekaman ilmiah dari akibat dan hakikat reformasi. Inilah ketika demokrasi diujisignifikansi, inilah saat isi demokrasi dibedah, inilah waktu-waktu mustajab idealitas demokrasi ditegakkan, atau kita ingin mengatakan inikah paradoksal demokrasi? Meskipun terkadang berulang-ulang, namun karena gaya bahasa yang khas, lebih jelas lagi menjelaskan, seolah penulisnya hadir melisankannya.

http://www.dedymm1524-blogspot.com/?p=25





Politik Identitas Dalam Lokalisme Politik di Maluku

Oleh M.J Latuconsina

Mahasiswa S2 Ilmu Politik UGM

Sejak direalisasikan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Pemda) dan derivasi berbagai kebijakan penjelasan teknisnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, maka dimulailah babak baru dalam rentang sejarah dinamika lokalisme politik di Indonesia.

Hal ini menandakan, pilkada langsung di tanah air lebih bermakna sebagai pengembalian hak-hak dasar bagi masyarakat di daerah dengan memberikan kemenangan yang utuh dalam proses rekruitmen politik lokal secara demokratis. Rakyat sendiri menentukan pimpinannya dan menentukan sendiri segala bentuk kebijaksanaan terkait harkat hidup mereka di daerah. Terlepas dari itu, perhatian besar terhadap proses rekrutmen elit politik senantiasa didasarkan pada terakomodasinya beragam kemajemukan dalam sistem politik lokal.

Tidak terkecuali Maluku yang merupakan salah satu daerah di tanah air yang majemuk. Dimana kemajemukan Maluku ditandai dengan keberadaan berbagai suku, bangsa, ras, bahasa dan agama yang mendiami daerah ini. Kemajemukan itu tidak hanya terfokus pada satu wilayah saja, namun kemajemukan itu membentang dari selatan sampai ke tenggara kepulauan Maluku.

Kemajemukan tersebut tidak terlepas karaktersitik yang dimiliki rakyat di daerah ini, sekaligus menjadi pembeda diantara satu dengan yang lainnya. Dalam aras lokal, lanskap sosial-budaya tersebut senantiasa berimplikasi terhadap praktek politik di ranah lokal, dimana praktek politik yang dimainkan oleh elit politik akan mengarah pada politik identitas yang didasarkan pada kesamaaan suku, bangsa, ras, bahasa dan agama.

Hal ini bukan sesuatu yang mengada-ngada. Fakta menunjukan praktek politik di ranah lokal di Maluku masih didominasi oleh semangat politik identitas yang begitu kuat. Politik identitas akan hadir dan menguat saat diselenggarakan pilkada langsung yang digelar pada sejumlah Kabupaten/Kota di Maluku. Begitu pun menghadapi pilkada langsung di Provinsi Maluku, politik identitas mulai mencuat dan menjadi wacana dominan.

Bahkan rakyat mulai membincangkan koalisi pasangan calon kepala daerah (calkada), yang didasarkan pada keterwakilan asal etnis atau agama. Misalnya calkada yang berpasangan menurut keterwakilan etnis Ambon-Kei, Seram-Kei, Buru-Seram, Lease-Seram, Islam-Kristen dan sejumlah parameter kemajemukan lainnya, yang sengaja menjadi syarat non formal para calkada untuk melakukan koalisi guna bersaing dalam pilkada langsung di Provinsi Maluku.

Rakyat di daerah ini tidak hanya mempersoalkan pasangan calkada tersebut telah diusung oleh partai apa? Namun yang terpenting adalah pasangan calkada tersebut sudah berpasangan dengan figur calkada dari etnis dan agama mana? Kondisi semacam ini dapat ditemui saat pilkada langsung di Kota Ambon, dimana para calkada yang melakukan koalisi adalah representasi dari keterwakilan etnis dan agama yang mendiami wilayah administratif Kota Ambon.

Tapi apakah politik identitas merupakan sesuatu yang sah-sah saja dalam perspektif demokrasi?. Tentu ia, sebab praktek politik identitas sepanjang masih menyehatkan sistem politik lokal, maka sebaiknya di praktekan secara terus menerus dan tidak mesti ditinggalkan, karena praktek semacam ini bukan merupakan bagian dari politik primordialisme sempit. Namun semata-mata demi mengakomodasi beragam kemajemukan dalam sistem politik lokal.

Sebenarnya praktek politik identitas bukan merupakan trend yang baru di praktekan di Maluku seiring dengan digelarnya pilkada langsung, sebab pada daerah-daerah lainnya di tanah air sudah sekian lama mempraktekan model politik semacam ini, yang tidak lain dan tidak bukan untuk dapat mengakomodasi berbagai kemajemukan dalam sistem politik lokal mereka.

Oleh karena itu, koalisi pasangan calkada berdassrkan reprsentasi suku, agama dan etnis sebenarnya merupakan bagian dari upaya untuk mengelola konflik di ranah lokal. Asumsinya jika dalam politik di aras lokal dapat mengakomodasi berbagai kemajemukan, tentu akan dapat meminimalisir terjadinya konflik akibat ketidakpuasan dari suatu suku, agama dan etnis, yang tidak terakomodir dalam proses pilkada langsung.

Demokrasi Konsosiasional

Menguatnya fenomena politik identitas dalam sejumlah pilkada langsung di Maluku, sebenarnya merupakan bagian dari upaya etnis, komunitas agama, dan budaya untuk dapat terakomodasi dalam sistem politik lokal. Senada dengan argumen itu, Seligman (1975) mengatakan bahwa, rekrutmen politik juga berfungsi untuk merekrut anggota-anggota sub kultur tertentu, komunitas agama, status kelas dan komunitas etnis.

Oleh karena itu, praktek pilkada langsung di Maluku yang diwarnai dengan koalisi pasangan calkada berdasarkan keterwakilan suku, etnis dan agama tetap diterapkan, sepanjang praktek semacam ini mendorong terciptanya demokrasi. Selain itu, melalui pilkada langsung bukan hanya menjadi sarana mengakomondir kemajemukan dalam sistem politik lokal saja, namun merupakan bagian dari upaya mengelola konflik politik di ranah lokal.

Selain itu, jika politik identitas mampu mengakomodasi beragam etnis, suku dan agama, tentu akan mampu menciptakan pembagian kekuasaan diantara keberagaman tersebut. Sehingga semua kelompok etnis, suku dan agama akan dilibatkan dalam pemerintahan, sekaligus kaum minoritas akan dijamin pengaruhnya dalam pembuatan kebijakan di ranah lokal. Sehingga mereta tidak merasa menjadi warga daerah kelas dua.

Terkait dengan hal itu, menurut Robert Dahl (1992) bahwa, perasaan saling percaya untuk menjamin kondisi lainnya demi terwujudnya demokrasi yang stabil. Dimana sebagai suatu cara penyelesaian dalam kondisi pluralisme sub-kultural yang ekstensif perlu mengembangkan bentuk demokrasi konsosiasional yaitu adanya sebuah koalisi besar para elit atau pimpinan politik dari semua bagian yang penting dari masyarakat majemuk.

Oleh sebab itu, demokrasi konsosasional sudah saatnya dibumikan di Maluku, karena sesuai dengan kemajemukan yang terdapat di daerah ini. Pada negara-negara yang memiliki kemajemukan, model demokrasi konsosasional sudah lama di adopsi. Misalnya Swiss, memiliki perbedaan menyangkut bahasa ibu (Jerman, Perancis, Italia dan Romanch), agama (Protestan dan Katholik), namun di negara ini para elitnya dapat mencapai konsensus. Hal yang sama juga dialami Belgia dan Belanda yang majemuk seperti Swiss, tapi sukses dalam menerapkan demokrasi konsosasional

http://www.hotlinkfiles.com/files/931482_cgwzo/alamLokalismePolitikdiMaluku.htm

TERBAGI

gw sadar banget gw ini angkatan 2004. tapi kenapa gw ga bisa gitu aja ngelepas organisasi kampus. sampe kemaren aja, untuk sertifikat acara SEMNAS BEM, gw yang bikin. sebenernya gw ga masalah untuk ngelakuin apa pun. karena sudah jadi komitmen gw untuk bantu sebisanya gw. tapi hal itu jadi pertanyaan buat diri gw. masih layak ga sih gw bersikap kaya gini?? temen2 seangkatan gw yang pada masanya aktif di organisasi aja kayanya ga segininya deh,, apa diri gw ya yang bermasalah. ketika temen2 gw fokus garap skripsi, gw belum bisa menjaga hati gw untuk serius melakukan hal yang sama dengan temen2 gw itu.


Jumat, 05 Desember 2008

cerita 27 November 2008

minggu kemaren gw dipusingkan oleh sesuatu yang sebenernya banyak dinantikan oleh temen2 gw.. seminar gw man!! akhirnya, proposal skripsi gw yang ga seberapa itu di acc juga untuk diseminarkan. tapi saat gw dapaet acc seminar, cerita2 yg nyeremin tentang seminar sempet bikin gw ngalamin yang namanya sidrom pra seminar, gw ketakutan setengah mampus. secara, bayangan gw bakal dapet pembahas dosen yang ga se-frame ama dosen pembimbing gw. gw takut ga bisa jawab pertanyaan2 para pembahas itu. gw ga siap menghadapi yang namanya seminar mengingat isi proposal skripsi gw yang "enggak banget" untuk kalangan dosen2 unila pada umumnya.

akhirnya,, dengan mengucap bismillah, gw ngadep kajur untuk minta pembahas dosen. dan alhamdulillah, atas dasar kedekatan psikologis gw ma sekjur.. bisa juga gw nge-loby tuh sekjur untuk ngedapetin pembahas dosen yang gw mau.

kamis, 27 november 2008, gw seminar. rasanya unbeliveble bgt..

sehari sebelumnya, hati gw galau bgt. gw pengen ditemenin temen2 gw.. tapi gw ga bisa maksa dong.. sampe akhirnya 2 temen gw pergi. gw jadi takut.. gw ga bisa tahan perasaan sedih itu, tapi ga mungkin kan gw bilang kalo gw minta ditemenin ampe besok karna gw ga sipa untuk besok.

malemnya, tambah sedih waktu gw dimarahin nyokap gara2 gw berniat ga ngasih apa2 untuk peserta seminar. ditambah lagi hujan mengguyur gw waktu nyari roti buat para perangkat acara seminar gw. apalagi, malem itu banyak sms dan telpon dari orang2 yang (ternyata) care bgt ama gw. bahkan subuh2 pada nelponin.

pagi itu,, gw cuma bisa pasrah atas apa yang akan terjadi. pembahas dosen yang gw tentuin sendiri seenggaknya mengurangi rasa kekhawatiran gw terhadap seminar proposal ini.

semua pertanyaan yg .... itu keluar dari bibir mereka. apalagi ketika pembimbing gw berbicara, gw cuma ga berani liat wajahnya, gw cuma ngeliat bibirnya yg bergerak2 ngeluarin suara yg .... (takut gw). sampe2 paz pembimbing gw itu nanya sesuatu ke gw, gw hanya bisa bengong. pembimbing itu ngulangin pertanyaannya, baru deh gw bisa ngomong. itu pun dengan volume suara yang minim bgt, dan gw harus mengulangnya karna pembimbing gw itu ga ngedenger jawaban gw. ngeri bo'..

akhirnya, selesai juga. seminar tercepat yang pernah ada di FISIP (mungkin). 45 menit. hasilnya, 78 bro!! otomatis A.

thank you to pembimbing dan pembahas gw. and big loph for sekjur. i loph all of my frenz. i loph u all!!

Rabu, 19 November 2008

one day = i've got three

baru aja gw mau berkeluh kesah tentang skripsi gw yang menyedihkan. seharian gw berniat dan bertekad untuk garap bab 2. dan yang gw dapetin hanya tiga kalimat. nyedihin banget kan..?? tapi yang terjadi saat gw mau cerita panjang lebar,, tiba2 pembimbing gw ada di belakang gw. ibu itu mau ngeprint.. tapi mungkin karena grogi gw salah2 gitu ngeprint-nya. uh,, malu.. mana di layar komputer ini yang nampang blogger, bukannya tulisan gw. rasanya pengen mengecilkan tubuh ini sampe sekecil molekul biar ga keliatan ama ibu itu. oh my god.. koq gini ya kisah perjalanan skripsi gw..

mengapa terjadi
kepada diriku
aku tak percaya
kau telah ...

huff,, pengen ngulang waktu.. setengah jam aja... biar gw bisa ngikutin feeling gw untuk pulang jam 5 tadi. tapi apalah daya, semua telah terjadi..

haruskah ku pergi
tinggalkan unila
agar aku tidak
berjumpa denganmu

uo..uo..

Senin, 17 November 2008

salah satu tempat yang tak pernah sepi

hari ini dengan perencanaan yang matang gw mulai menjalaninya. pagi hari,, seperti yang sudah gw jadwalkan tadi malam, gw nganter rafly sekolah. cukup menjengkelkan, anak itu nggak bisa di tinggal. so,, gw nungguin ampe nyokapnya dateng. sebenernya skema kegiatan gw hari ini setelah nganter rafly, jemput bokap tuk test seleksi anggota KPU kota. tapi karena harus nungguin rafly, jadi gw bisa deh. setelah nyokap rafly dateng gw ke kampuz.. nah, schedule inti hari ini adalah gw mau bayar pajak motor. gw minta anterin rahmat. abiznya semalem gw minta tolong ama rifki via sms, ga di bales. jadi,, ya udah deh..

perjalanan untuk mencapai tempat itu lebih dari setengah jam. kalo gw yang bawa motor pasti butuh waktu satu jam-an. secara rahmat bawa motor lumayan gila-gila-an. sampe disana.. rame bgt!! gila bgt lah.. inilah salah satu tempat yang nggak pernah sepi setiap harinya. ya iya lah.. orang2 beli motor tiap hari,, artinya dalam setiap orang pasti ada aja yang berkewajiban bayar pajak motor. dan karena banyak faktor, sekarang ini angka penjualan motor di lampung tiap tahunnya mengalami peningkatan. luar biasa,, coba deh di analisis secara mendalam. pasti banyak masalah yang bisa dijadiin skripsi. loh??

yah.. inilahhidup. selalu ada kejadian disekitar kita yang bisa diceritain. apa pun, baik kejadian yang biasa aja ampe yang luar biasa. misalnya saat hari ini gw keujanan dan akhirnya berteduh di kantor Biro Pemberdayaan Perempuan yang berlokasi di Ratulangi, gw cerita2 ga penting tentang SMA gw ama Rahmat. lumayan, ada teman berbagi saat keujanan dan saat terkenang masa sekolah dulu.

hari yang melelahkan, saat ini gw di ujung ruang komputer dengan kondisi celana yang basah karena keujanan, dingin bo'.. nge-blog. orang2 laen di ruang ini juga pada ngelakuin berbagai hal ga penting. ada bang ismail yang nyoba2 game naruto. ada gede yang ngajarin bang ismail nge-game. ada rasyid yang ga tau deh,, di depan laptop 7 inci-nya itu. ada apri yang dari pagi tadi insal laptop bang arizka. ada bang arizka yang buka2 situs ga penting,, mungkin bete nungguin laptopnya di instal. ada juga bang darma yang tiba2 duduk di samping bang ismail,, trus berdiri di samping gede,, mungkinabang gw satu ini ga tau mau ngapain. jadi dia cuma sebagai tim pemantau aja yang ngedatengin tiap mahluk yang ada di ruang ini. huf,,, gw jadi teringat acara infotainment beberapa hari ini menayangkan rekaman pernikahan pernikahan bunga dan ashraf. anjrit!!

Minggu, 02 November 2008

rangkuman

sebenernya banyak neh yg mau gw ceritain,, tapi berhubung waktu yg tidak memungkinkan,, secara singkat aja gw cerita.
puasa taon ni full.. ga bolong sama sekali. ga dapet halangan coy,,
gw ga ikut makrab.
aktif bimbingan lagi,, insyaallah bulan ini seminar.

Rabu, 17 September 2008

great month

hari ini puasa ke 17,, dan hebatnya taun ini gw full puasa juga shalat tarawih. bangga gw sama diri sendiri.

yah,, terlepas dari kebanggaan itu, sekarang ni ga lagi nobar alias nonton bareng. sekalian mau buka bareng jurusan neh. rame juga ya,,,,

hmmm... ywd deh, nonton dulu.

Rabu, 13 Agustus 2008

as

nyampe kampuz jm 10 kurang gitu deh.. padahal semalem dah janjian ma yenni dateng pagi coz fren gw satu ntu mo bikin power point bakal seminar dia. i'm glad to know that. tapi ampe jm setengan sebelas neh,, yenni lom dateng juga. dan kondisi perut gw ga bisa dikendalikan neh,, mana emang kondisi perut gw ga fit, eeeh tadi pagi paz masuk jalur 2 unila jalannya udah banyak yg namanya polisi tidur. jadinya perut gw ga enak

Kamis, 07 Agustus 2008

gudbye my grandpa

5 juli ba'da isya', gw dan keluarga dirundung kesedihan. laki-laki tua yang selama beberapa minggu terbaring di tempat tidur itu meninggalkan kami ke alam yang berbeda. abah, kami memanggilnya. banyak hal yang pernah gw rasakan terhadap dirinya. bahkan rasa sebel pernah gw rasain karena sikapnya. tapi bertambahnya usia gw menjadikan diri gw punya pandangan lain terhadap abah. wajar gw sering sebel sama abah yang waktu dulu, saat gw SMP sering marahin gw karena gw suka berlama-lama di kamar mandi. untuk anak seusia gw dulu itu bisa gw maklumin koq. gw juga suka ngerasa jengkel waktu rebutan nonton TV. kegemaran abah tuh nonton berita, sedangkan gw, ya jelas lah sinetron 'tontonan yg ga penting". sekarang gw bisa berfikir lain tentang hal-hal itu. terlebih tahun2 terakhir, semasa gw kuliah ini, gw bisa lebih berempati ama yang abah rasain. tapi gw cuma mencoba menyenangkan abah dengan membelikan makanan2 kesukaannya. karena cuma itu yang gw bisa.

sekarang gw ga bisa lagi kalo malem ngebeliin abah sate padang atau ketoprak. gw ga bisa lagi kalo pagi nganterin sarapan yang dibawa om.

sekarang itu semua cuma jadi kenangan. gw ga bisa berfikir apa2 tentang abah saat ini. apa yg dilakuin abah disana? gimana keadaannya disana? tidur apa ga? makannya apa? gimana dengan ibadahnya? ketemu ama sapa aja disana? dan pertanyaan2 lain yg bermunculan ketika gw mikirin abah ga bisa terjawab. inilah misteri kematian. misteri yang hanya milik Allah SWT.

Rabu, 23 Juli 2008

hari yang... (i'm speechless)

dengan semanagt yang menggebu gw dan maya bermaksud nganterin CPU ke rumah Nurul dalam rangka minta bantuin Nurul ngetik ulang bahan skripsi gw. tapi entah apa ini namanya, paz gw menuju parkiran ada yang manggil2 gw. dan,, oh my god!! sosok perempuan yang nangkring di motor itu, the one and only... pembimbing gw. upz,,, gw ga bisa menghindar lagi. jadilah, minggu depan apapun yang terjadi gw harus bimbingan. apapun yang ada harus gw serahin. apapun....

gw sampe kebelet pipis paz lagi ngomong ma ibu itu. aduh,, gw ga ngerti lagi apa yang ibu itu pikirin tentang gw. mungkin ibu itu pening kali ya dengerin alesan2 gw. dan mungkin ibu itu udah ga sabar untuk segera ada di ruang jurusan dalam acara seminar gw, bahkan untuk kompre skripsi gw.

konyol banget deh perjalanan proses skripsi gw. tau ga, gw pernah nyumput di "ruang penghapus dosa" sewaktu tiba2 ibu itu dateng ke lab. jayus abiz waktu itu. temen2 yang ada di sekitar gw berusaha nutupin keberadaan gw. sampe2 frensi gw paksa ikut nyumput ke "ruang penghapus dosa" untuk nemenin gw.

hufff,, gw heran, nulis ginian lancar. tapi kalo ngerjain skripsi koq bumpet ya,,,

oiya,, cerita hari ini belum selesai, lanjut ya,, di tempat nurul neh, eh tapi sebelum nyampe di runahnya nurul sempet kena razia polisi dan nyasar. trus,, sedikit mengecewakan, tuh komputer, antara CPU dan monitor kayanya ga conect. bayangin cuy,, CPU yang gw bawa pentium 4, dengan RAM 512 dan spesifikasi yang ocre. sedangkan monitor yang dirumah nurul produksi tahun '93. apa mau dikata, gw pasrah... liat aja besok apa yang bisa gw lakuin.

capek,,,

Minggu, 29 Juni 2008

nyentil banget

sebelum berangkat kul, gw bilang ma nyokap kalo minggu depan bayaran. trus nyokap nanya: "terakhir ya dek?". gw mengiyakan dengan suara lirih. dan nyokap gw bilang lagi dengan nada yg menurut gw gimana gitu... "terakhir sih dek...". hufff..... "iya!" dengan tegas dan lantang gw ngejawabnya.

ga karuan lah perasaan gw. y gw juga maunya ini yg terakhir dan harus bener2 yg terakhir lah. pening juga gw ngurusin skripsi yg tergolong susah ini. sekarang orientasi gw bukan nilai lagi, tapi "yg penting lulus". mudah2an hati gw ga goyah. dan gw bisa bener2 ngeluangin waktu untuk skripsi ini.

Jumat, 20 Juni 2008

WRONG

salah euy..
apa yang gw harepin bukan yang terjadi
ternyata tulisan ituh bukan dari si bangsat yang sangat gw cinta
ga tau dari siapa

kenapa bukan si bangsat ituh ya???

musti kemana lagih gw nyari?
ntar yah gw cari lo kalo gw udah punya banyak uang

gw benci banget sama lo!!
bangsat!!

Kamis, 19 Juni 2008

kalo gw jadi NONA

barusan gw buka email. ada beberapa email yang kurang penting. tapi dari sederet email itu ada 1 email yang setelah gw buka, gw jadi penasaran ama sang pengirim. gw ga tau siapa sosok yang ngirim email. ga terdeteksi. yang pasti orang yang ngirim email itu tau gw, karena dia ngirim email via multiply. so, otomatis romantis dia tau profile gw.

nih isi emailnya:

KUPUJA KAU NONA

Kupuja kau nona selagi kau muda lugu
sebab masih ranum bibirmu
perawan dadamu belum terjamah perusuh
halus kulitmu belum dielus play boy berbulu

namun tetap kupuja kamu nona setelah kau renta
setelah harus jalan dipapa
setelah mengisut payu dara
dan berkeriput bibir keringnya

Jika kau dan aku terpaut cinta
tak peduli kau muda atau pun renta
karena jika kata hati bicara
tak peduli bentuk ragamu terbawa masa

tersanjung gw ngebacanya. jangan aja ada yang ngerjain gw. kalo sampe ketauan ternyata yang ngirim email ini orang sengaja iseng ma gw, awas aja. tapi kalo tuh orang seriusan, gw jabanin maunya apa? apapun itu.

Selasa, 27 Mei 2008

let's hide

what should i do now?? pembimbing gw ada di belakang gw. mungkin jaraknya lebih kurang 5 meter. takut... soalna BAB I gw lum beres. seharusnya gw nyerahin BAB I hari senen, tapi ini udah hari rabo. gimana coba?? bantuin gw sih!!

mana kayanya lama lagi ibu itu bimbingan ama abang 2003. kenapa musti disini ya ibu itu bimbingannya?? gw jadi inget, kemaren nonton download-an youtube tentang laskar pelangi. acaranya kick andy. yang gw dapet bukunya itu loh... jadi di acaranya itu ada seorang ibu yang nulis surat ke andy f. noya dan bilang kalo anaknya setelah baca buku laskar pelangai berkali-kali terinspirasi untuk mengerjakan skripsinya yang udah lama dia tinggalin.

hubungannya ama gw, "apa gw juga harus baca buku laskar pelangi dulu, baru gw punya semanagt untuk menyelesaikan skripsi gw??" padahal gw punya bukunya loh!! temen2 gw aja udah sempet minjem dan ngebaca punya gw itu. tapi gw yang punya lom sempet untuk ngebacanya. uadah sih... tapi baru berapa lembar.

barusan terry bilang ma gw secara bisik-bisik kalo kayanya pembimbing gw bakal lama. wadohh,, bisa mati gw!! mati langkah neh!! masa gw mau disini aja?? jadi pengen pipis. aduh, gimana ini??

maya.... terry.... tolongi gw!!

Sabtu, 24 Mei 2008

naik,naik, harganya naik!!

kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM benar2 direalisasikan pada 24 Mei ini. kenaikan BBM ini untuk ketiga kalinya dalam era SBY-JK. Banyak masyarakat yang menilai kepemimpinan SBY-JK gagal karena kebijakan yang tidak populis ini. Buat gw wajar aja pemerintah naikin harga BBM, secara harga minyak dunia juga naik gitu loh. Tapi masyarakat Indonesia cuma peduli ama tingkat kesejahteraan mereka sendiri. Menurut gw sangat nggak bijak masyarakat menuntut pemerintah tidak menaikkan harga BBM. Coba masyarakat bisa lebih ngertiin pemerintah, cari jalan keluar bersama. Bukannya melakukan unjuk rasa yang justru bikin pemerintah tambah puyeng. Gw juga ikutan puyeng kalo liat orang unjuk rasa yang ga jelas tujuannya gitu.

Well,, kenaikan BBM pastinya berdampak juga pada kenaikan-kenaikan yang lain juga. Misalnya kenaikan harga sembako, harga bumbu dapur, dan yang pasti tarif angkot.

Di Bandar Lampung aliaz BL tarif angkot yang tadinya duaribu rupiah jadi duaribulimaratus rupiah. Maya, temen gw udah ngerasainnya. Kata Maya "hidup gw berat di ongkos". Gw memakluminya, secara runahnya yang ada di teluk sono. Kalo mau ke kampuz butuh 2 kali naik angkot. Artinya untuk sampe kampuz Maya musti ngeluarin duit goceng. Dan kalo mau pulang musti 3 kali naek angkot. Nah lo... Kalo di itung-itung untuk kuliah Maya butuh duit Rp 12.500. Belum kalo si Maya mau makan di kampuz, atau untuk sekedar potocopy. Mau bawa duit berapa coba dalam sehari??

Beda lagi ama temen gw yg laen. Gw ga bisa nyebutin namanya disini. Tuh anak ga ngizinin gw nyantumin namanya. Kurang etis katanya. Kita sebut saja dia "Bunga". Temen gw satu ini ga banyak komentar saat gw dan yang lainnya ngobrolin masalah kenaikan BBM. Dengan enteng si "Bunga" ngejawab "itu sih derita lo" kurang ajar banget makhluk satu itu. Tapi gw n temen2 udah terbiasa dengan sikap dan sifatnya yg memang seperti itu. "Mau naik berapa pun toh masyarakat pasti beli kok. Karena BBM dah jadi kebutuhan mendasar. Dan gw ga peduli mau naik apa enggak, yang pasti orang tua gw selalu ngasih duit buat ngisiin bensin mobil gw". uh, sebel banget gw ngedengernya. Gw jadi inget duit gw tinggal noban. Dengan duit segitu cuma bisa ngisi 2 liter ni,, sisanya buat pegangan. Mana pulsa gw abis lagi!! Waa,, strez ni gw. Ga punya uang. Mau ngisi pulsa, mau beli sabun muka, mau beli yang laen2 juga.

Rabu, 21 Mei 2008

PEKAN RAYA FISIP

HEIY,,
PEKAN RAYA FISIP START NOW!!
ADA BEBERAPA KEGIATAN YANG COBA DIGAGAS OLEH BEM FISIP UNILA; YAITU:
1. LOMBA MEWARNAI
2. LOMBA ORASI POLITIK
3. BAZAR
4. SEMINAR NASIONAL
CUMA ITU DOANG SIH YANG GW TAU. YANG JELAS UNTUK ACARA POINT PERTAMA PESERTANYA TUH ANAK2 DIDIKAN BEM YANG IKUT DALAM SEKOLAH RAKYAT. SEKOLAH RAKYAT SENDIRI MERUPAKAN SEBUAH PROGRAM DARI BIRO SOSIAL MASYARAKAT DAN HUBNGAN LUAR. SEBAGAI KETUA BIRO ALIAS KABIR, LOMBA MEWARNAI TERSEBUT CUKUP NGEBUAT GW PENING. MULAI DARI NGEJEMPUT ANAK2 ITU, DI PERJALANAN, PAZ ACARA, AMPE ANAK2 ITU PADA PULANG.
MALAH TADI TUH YA SI GALUH AMPE KETANGKEP POLISI GARA2 NYARI TUH TEMPAT. AKHIRNYA MELAYANG DEH NOBAN!!
DAH GITU SI ABANG ANGKOTNYA MINTA TAMBAH LAGI.
EH, UDAHAN DULU YA CERITACERITANYA. GW MO KEMEK DULU.
OIYA UNTUK ACARA SEMINAR NASIONAL PEMBICARANYA AKBAR TANDJUNG LOH... MAKANYA DATENG DONG KE AUDITORIUM PERPUS UNILA HARI SABTU JAM 2 SIANG. OCE??

Senin, 19 Mei 2008

fucking building guard

tok tok tok
pintu diketok
pintu dibuka
si anjing ngelongok

gedung mau dikunci
itu katanya
kuncinya udah diganti
itu katanya

dasar anjing
ga tau diri
cuma tukang kunci gedung
disangka hebat

ga usah ganggu gw
ga perlu ngurusin kerjaan gw
mati aja deh lo

Jumat, 16 Mei 2008

H-2

2 hari lagi mau ga mau gw harus ngadep pembimbing gw. tapi dari 3 bab itu blum ada yg fix. entah apa yg mau gw tulis di bab 1. yg jelas hari senen bakal gw serahin. gimana nanti ga kebayang deh.. gw dah keburu ngeri duluan. ga penting bgt y gw ni!!

Selasa, 13 Mei 2008

before time is up

waktu gw kurang dari seminggu untuk menyelesaikan 3 bab. gara-gara itu tadi siang ada adegen sumput-sumputan. jadi, waktu gw ngetik-ngetik di ruang komputer, ada pembimbing gw. begitu sadar ada tuh ibu, gw langsung ngumpet. nyembunyiin muka gw di balik monitor komputer. sesekali gw ngintip, cuma mau tau apa ibu itu udah ga ada lagi. tapi beberapa kali gw coba-coba ngintip, ibu itu masih ada.

lebai bgt yak reaksi gw??!! padahal mah harusnya gw bersikap biasa aja. tapi karena bawaan gw yg gupeq kalo ngomongin (jangankan ngomongin, inget aja bisa bikin gw strezzzz) skripsi.

dan asal tau aja y... seminggu lebih, gw cuma dapet 3 lembar untuk bab 1. pucing euy!!

Jumat, 09 Mei 2008

bersih-bersih = bersin-bersin

baru nyampe ruang komputer lagu andelan si apri "cape deh" dah menggema di kuping gw. lagi bersihin AC nie... disemprot, di lap, di kebas, pokonya jadinya sip. jadi lebih adem. wi....
tapi selaen jadi adem, gw juga bersin2. wajar sih, secara tuh benda pendingin ga pernah dibersihin sejak pertama terpasang di ruang ini. wah, mulai minggu depan enak operasi disini.

Selasa, 06 Mei 2008

hari yang berat

azan magrib berkumandang... pala gw berasa pening bgt.

Senin, 05 Mei 2008

second meeting

setelah seminggu lebih gw menghilang dari peredaran kampuz gw kembali tanpa apa2. y maap... kan ga da niat jalan2 jadi ga siapin bawaan. btw, kepergian gw kali ini adalah perjalanan yg paling ga menyenangkan. yhhh,, whatever lah itu. yg pasti skrg gw dah di lampung. artinya mau ga mau gw musti balik lg ama kesibukan spt sebelumnya: jagain labkom, ngurus BEM, tiap minggu k lampost, dan... ngerjain skripsi!!
tentang skripsi, gw tadi nemuin bu tabah untuk minta tanda tangan surat komisi pembimbing. u know what, paz gw pamit ibu itu bilang kalo 2 minggu lagi gw harus balik ke ibu itu alias bimbingan atao kata lainnya gw kudu udah ngerjain 3 bab. busyeeeet dah...

Kamis, 17 April 2008

at the firt time

ternyata kaya gini rasanya ketika pertama kali berhadepan dengan dosen pembimbing. pengen pipis, napas aja kayanya susah, ga bisa mikir jernih, pokonya ga karuan lah!! apalagi waktu berhadepan langsung ama ibu itu dan ibu itu dengan kalimat yang cepat nanya tentang ketertarikan gw terhadep outline yg gw buat.
jujur, gw memang ga punya ketertarikan tapi gw juga ga punya alesan untuk ga suka ama nih judul. dari pada ga ada... lagian gw ga tau sebenernya gw ini lebih ke politik apa ke pemerintahannya.
parah, gw langsung disuruh ngerjain 3 BAB. dan arahan dari ibu itu ga kaya skripsi2 yg ada pada umumnya.
pertanyaannya, apa gw bisa??
PASTI BISA!!
emangnya mau ngerjain apa??
GW JUGA GA TAU LANGKAH AWAL YANG HARUS GW KERJAIN.
jadi??
POKONYA GW PASTIIN GW BISA NGERJAINNYA.
yakin...??
BENGE'!! ORANG LAEN AJA BISA. PASTI GW BISA JUGA LAH...
ya udah, jangan cuma ngemeng aja!!
OK. I HAVE TO GO NOW!! KONKRET, LANGKAH AWAL GW NGUBAH JUDUL DULU SESUAI SARAN PEMBIMBING GW.
BYE...

Selasa, 15 April 2008

ga konkrit

apakah bisa dimaklumi ketika mimpi meninggi
mimpi itu membuai
membual layaknya dagelan
mereka sebagai penonton
mereka tertawa



i'm so sorry bang andi!!

jam 3 siang ini ada rapat pengurus BEM. agendanya sosialisasi progja terdekat. paz mau mulai sosialisasi progja gw. terjadi hal yg ga enak yg ga seharusnya terjadi di dalem forum rapat kaya tadi. ga banyak ytg bisa gw bilang sekarang kecuali "mav ya bang andi,, yang terjadi tadi siang tuh beneran ga ada maksud apa2. emang gw yg salah, gw ga bisa ngontrol diri dan ga bisa nempatin masalah gw pada tempatnya. mav ya... mav bgt. gw tau lo pasti ngerti lah... oce?? kasi ga?? KASIH DAAAAAHH..."

Minggu, 13 April 2008

akhirnya dapet juga...

oiya... lupa!! gw baru inget kalo hari rabo waktu itu ketemu terry dan gw dikasih duit loh ama terry. tepatnya honor dari lampost yang selama ini gw tunggu2!! lumayan lah jumlah nominalnya. bisa buat beli sepatu. secara sepatu gw tuh dah ga layak pakai. tapi ampe hari ini belum gw otak-atik tuh duit.

Sabtu, 12 April 2008

waktu hari rabo (abis aksi ne...)

setelah aksi hari itu, gw yg emang berniat ngajuin outline ke kajur akhirnya memberanikan diri juga. berbekal nekat dan doa restu dari terry gw ngadep ke abah agus. well,, acc juga deh tuh outline. gw dapet yg koalisi tapi musti dibenerin dulu redaksionalnya. seneng!!

Jumat, 11 April 2008

aksi (lagi..)

rabu, 9 April

waktu nyampe kampus darus nyamperin gw n bilang kalo emi digampar ama satpam rektorat. gw baru sadar kalo hari itu ada aksi nuntut dituruninnya biaya SP, karena issue yang beredar SP naik 100%. sebenernya gw agak males ikut aksi hari itu, makanya gw dateng siang, tapi denger berita dari darus gw ga bisa ga peduli. dengan rasa kesel ga karuan, gw ma siska k rektorat. ternyata massa udah gerak ke arah beringin. ratusan mahasiswa unila yang terdiri dari berbagai fakultas jadi satu keliling kampus untuk nyari massa. pertama ke beringin,, ajakan kita ga dapet respon yg baek. seorang cowoq megang toa dan bilang "woy banci beringin!! gabung!!".
dari beringin lanjut ke Fakultas MIPA, tetep, ga ada mahasiswa yang gabung. lanjut lagi ke FKIP. paz lewat mushala ada yang lagi shalat gitu, jadi langsung pada diem deh... perjalanan lanjut ke segitiga bermuda Unila (Hukum, FISIP, Ekonomi). sepanjang jalan ada cowoq dengan baju merah mimpin massa untuk yel-yel:
" dua lima jigo, dua lima jigo
jadi seratus
rektoratnya bego, rektoratnya bego
bajingan kampus"
waktu di segitiga bermuda Unila, banyak anak2 Hukum yang gabung. ini jadi kebanggaan untuk massa aksi. tapi gw ngabur bentar coz mau bukain labkom untuk pak kepala labkom, si syihab.
abiz itu gabung lagi ama massa yang laen yang posisinya dah di deket rektorat. gw ga tau siapa korlapnya, yang jelas gw bangga aja ama ershad yang megang toa dan semangat bgt orasi. wah... indikasinya nyalon jadi wagub ni...(gosip yg beredar di kom).
suasana agak sedikit tegang waktu ada salah satu mahasiswa yang tadi pagi disekap dateng dg kondisi muka yang memar2. sebagian mahasiswa naik pitam, ngotot untuk masuk. tapi untungnya korlap bisa nenangin massa. di akhir aksi kali ini sang korlap ngebacain tuntutan ke pihak rektorat, diantaranya minta turunin biaya SP, minta perbaikan fasilitas (gedung kuliah, toilet, dll.), truz,,, apa lagi ya,, gw lupa.
udah. gitu doang?? mungkin 7 hari dari hari itu akan ada aksi lagi dan selentingannya massa akan lebih banyak.
kita buktiin aja. yang pasti kalo ada aksi lagi ttg ini gw ga akan ikutan. ini sikap dari BEM FISIP, karena kita menyerahkan masalah ini ke BEM-U.

Senin, 07 April 2008

satu aksi!! satu komando!!

agenda hari ini : AKSI SIMPATI UNTUK PILKADA LAMPUNG.
siang ini, setelah sekian lama, akhirnya gw ma temen2 BEM aksi juga. untungnya siang ini ga seterik kemaren. satu persatu temen2 gw orasi. tuntutan terhadap netralitas calon gubernur, netralitas KPU serta kesadaran politik masyarakat disuarakan secara menggebu2 oleh mereka secara bergantian. andi berperan sebagai korlap. mungkin buat orang2 yang lewat ngeliat andi tuh gimana gitu.... adalah rasa simpatiknya. tapi gw jadi pengen ketawa kalo ngeliat andi. pokonya beda bgt lah antara andi tadi siang ama andi secara keseharian.
emi ma rema semangat bgt orasinya. mukanya ampe merah. kalo gw mah peran penggembira aja.
ngemeng2 ada ga ya yg kenal ma gw dan ngeliat gw aksi??
selesai jam 12-an gitu deh..
baru kerasa panasnya. muka gw kaya kepiting rebus. untungnya gw megang kunci labkom. jadi gw bisa masuk dan ngidupin ac. adem...
eh, paz lagi buka2 blog ada Mr. syihab si dosen yang aneh. tapi paling dicintai ama sebagian besar mahasiawa/i jurusan ilmu pemerintahan khususnya angkatan 2004.
well, pada intinya gw cuma mau bilang kalo apa yang gw lakuin hari ini memang ngehambat gw untuk jadui S.Ip. tapi gw ga nyesel.

goes to lamtim part. 2

lagi,, lamtim, i'm comming!!
kali ini perempuan2 tangguh yg mengemban tugas suci ini. he,,he,,
gw, frensi, lia n nia dg semangat tingkat tinggi pagi2 dah d kampus. tapi gw datengnya paling tlat. biasa itu!!
start dari kampuz jm 9.30. nyampe pemkab lamtim jm 11.15. luar biasa ga tuh?? ga nyampe 2 jm qt nyampe sono. lebih cepet dari yg kemaren ntu. tapi pantat ini tepos euy,, kebas,, pinggang pegel,, pasti tau lah gimana rasanya....
ga nunggu lama lagi qt langsung ke bagian keuangan itu. alhamdulillah dana bisa turun juga.
jm 12 kurang gitu qt cabut deh dari sono. paz d metro rencananya mw shalat d masjid gede metro. tapi nia nawarin tuk shalat di rumah sodaranya aja byar bisa sambil istirahat.
wuih, seger bgt paz cuci muka.
selesai shalat n makan, kita bergegas ke smp 3 metro. sesuai rencana kita makan baso. uenak rek!! apalagi kita juga pesen es gunung yang mirip2 ama es teler di kantin ekonomi. tapi yang ini isinya lebih mantap. buah pokatnya banyak, nangkanya juga banyak, dah gitu agernya enak. ga sia-sia deh jauh2 ke lamtim. tapi kita pake dana yang baru dicairin tadi. gpp lah. wajar itu. anggep aja uang jalan. tapi pinggang gw pegel banget. ga tahan lagi pengen istirahat.

Jumat, 04 April 2008

pengalaman pertama

pagi ini lain dari biasanya. gw bangun lebih pagi. ini bukan tanpa laesan. u know what?? gw jadi pembahas. akhirnya setelah dalam beberapa seminar gw cuma jadi moderator, hari ini gw jadi pembahas juga. kalo kata rema, gw nih multi talented. sumpah, rema loh yg bilang paz qt b-2 setelponan tadi siang.
tapi berhubung ini kali pertamanya gw jadi pembahas, yg gw bahas menurut gw aneh. sukma aja bilang kalo bahasa gw ketinggian. ga tau ah, yang penting gw dah ngerasain jadi pembahas. itu aja cukup.

Kamis, 03 April 2008

my money back

acara KSIM kemaren ketutup loh... seneng gw!! dana yg cair dari pemprov n pemkab bisa nutupin utang2. wah, sebagai ketuplak gw bahagia bgt. walopun kinerja gw di acara ini ga maksimal. eh, yang dari pemkot juga kan lagi diurus. mudah2an bisa cair juga. asyik... surplus!! tapi duit hasil surplusnya itu mana ya?? gw ga tau. LPJ aja gw tau menau. gw lebih ke hal2 teknis aja.
dan uang gw dibalikin deh... lumayan,, gw mo buka rekening baru ah. byar aman.
masih tentang KSIM, tadi di wawancara lagi ama Godzali. bakal masuk Republica. he,,he,, nama gw ada lagi deh di media massa.
tapi yg nyebelin tuh lampost!! honor bulan januari belum juga gw terima di awal bulan april ini. gila ga?? iya juga kalo di rapel ama bulan maret sekalian. ugh, nyebelinlah!! kering nih,, kering,,

Selasa, 01 April 2008

goes to lamtim

kemaren cape bgt...Lamtim man!! ama frensi, lia n panca, kita ke pemkab lamtim dalam rangka nyairin dana. jauh juga ya,,, waktu tu emang pernah sih kesana. tapi posisinya gw dibonceng.. jadi ga secape' apa yg gw rasain kemaren.
sepanjang jalan gw selalu bilang "kok ga nyampe2 sih..."
emang jauh bgt!! ya iya lah... jarak tempuhnya lebih kurang 2 jam gitu deh. tapi kalo ribas bisa ga nyampe 1 jam dari sini ke lamtim.
dan paz nyampe disana,, jam istirahat. jadi kita inisiatif untuk ke dinas sosnakertrans. disana numpang shalat doang. paz mw wudhu... jreng-jreng... menyebalkan!! gw halangan!!
jam 1.30 kita ke kantor bupati lagi. di ruang tempat mo ngambil duit, banyak bgt PNS. ternyata hari itu gajian. OMG...

Senin, 31 Maret 2008

to much

banyak hal yang gw pikirin saat ini. skripsi yang jadi target utama agak sedikit terbengkalai. sekarang gw karena gw udah resmi jadi operator labkom, setidaknya sedikit ngebantu gw untuk ngerjain skripsi. tapi, dengan aktivitas yang baru ini pikiran gw juga ga bisa serta merta ninggalin BEM. secara gw masih menempati posisi Kabir Sosmas dan Hublu. ga sepantesnya gw ngilang dari peredaran kaya yg gw lakuin beberapa waktu lalu. tapi ngilangnya gw dari BEM kemaren ntu bukan tanpa alesan. sesuai ama motto gw: "GW CINTA AMA BEM, TAPI KULIAH GW TETEP NOMOR SATU". Mantap ga tuh?? ya,, apa yg gw lakuin waktu gw ngilang tuh ngurusin judul yg dah lama bgt keteteran karena kesibukan gw di BEM. gw rasa ga ada salahnya gw perhatian ama nasib akademik gw. dan setelah apa yg jadi target pada saat itu tercapai, gw balik lagi ke BEM. seluruh pikiran gw fokusin untuk BEM. dan hasilnya, KSIM berjalan (walaopun meninggalkan banyak cerita). ga cukup kegiatan di kampus aja, hari sabtu dan minggu yang sepatutnya jadi hari yang bisa dipake untuk istirahat harus gw abisin di lampost. pekerjaan paling memuakkan yang pernah gw rasain. pada awalnya gw enjoy bgt gawe di tempat yang menurut gw punya nilai prestise. tapi cuma sesaat gw ngerasa kaya gitu. yhhh,, ga banyak yang gw harepin. minimal apa yang gw kerjain sekarang ini nantinya ada hasilnya.

Jumat, 28 Maret 2008

new job

akhirnya.. gw resmi di rekrut jadi operator labkom. he,,he,,
yang pasti tiap minggu gw full d kampuz. yh,, lumayan bgt lah buat gw yg sedang d akhir masa kuliah ky gini.
ngemeng2,, gw ngetik ini di laptop barunya apri. bagus loh... warnanya kuning, layarnya cuma 12 inci, ada kamera. (bahasa qt kalo lagi ngongek apri neh).
tapi yang bikin gw agak happy tuh tadi pagi terry nelp dan n ngasih tau kalo yenni bakal pulang hari selasa. tapi ga tau selasa kapan.. ntah selasa minggu

Sabtu, 22 Maret 2008

data data

Tadzkirah tentang Partisipasi Politik Masyarakat
Posted by: admin on Thursday, November 06, 2003 - 12:00 AM

"Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS Al-A?raaf 86).Sebagai sebuah kelaziman dalam lembaga atau organisasi apa saja, keinginan untuk memiliki pengikut yang banyak. Dan itu adalah sesuatu yang mendasar dan dibolehkan. Oleh karena itu Partai harus berupaya mencari dukungan semaksimal mungkin dari seluruh komponen masyarakat. Disisi lain Partai Dakwah harus tetap melaksanakan fungsinya, yaitu melakukan ishlah, dakwah, amar ma'ruf dan nahi mungkar. Bagi lembaga politik atau partai, banyaknya pengikut merupakan sebuah keniscaan agar partai tersebut eksis dan diterima masyarakat. Dengan demikian Qoidah Ijtimaiyah akan semakin lebih kokoh. Bahkan, banyaknya pengikut adalah sebuah keni?matan yang patut disyukuri, sebagaimana yang disebutkan dalam surat Al-?Araaf 86. Begitu juga salah satu indikasi keberhasilan dakwah adalah banyaknya pengikut yang bergabung dalam Partai Dakwah sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Anfaal ayat 26:"Dan ingatlah (hai para muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur".Partai adalah sebuah wadah yang merepsentasikan negara, walaupun fungsi-fungsi negara belum mendapat legalitas kecuali setelah partai ini memperoleh kemenangan dan mendapat mandat untuk memerintah. Partai itu memiliki pengurus, kader, anggota dan bahkan simpatisan. Terhadap pengurus dan kader, partai dapat memberlakukan aturan-aturannya secara ketat, tetapi terhadap anggota biasa dan simpatisan, partai belum memiliki otoritas yang kuat sebagaimana terhadap kader. Namun demikian sebagai Partai Dakwah, partai dapat terus melaksanakan tugas dan risalahnya yaitu mengajak atau menyeru pada kebaikan. Dan ketika kita ingin memotret kondisi masyarakat, maka secara garis besar dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia dari segi tempat berada di kota dan desa. Dan mayoritasnya tinggal di desa. Dari sisi karakteristiknya terdiri dari tradisional dan modern, dan mayoritasnya adalah masyarakat tradisional. Dari segi pendidikan terbagi menjadi masyarakat berpendidikan SMA ke atas dan SMP kebawah, dan mayoritasnya adalah masyarakat berpendidikan SMP ke bawah.Dari sisi status social terbagi menjadi kaya dan miskin, dan mayoritasnya masyarakat miskin. Dari sisi agama terdiri dari muslim dan non muslim, mayoritasnya muslim, walaupun dari mayoritas muslim itu yang paling banyak adalah muslim sekuler, sedangkan hanya sebagian kecil saja yang menjadi Islam sebagai pedoman hidup mereka. Dan dari sebaran wilayah mayoritasnya tinggal di Jawa. Dari potret masyarakat Indonesia tersebut, maka disimpulkan bahwa Mayoritas penduduk Indonesia bertempat di desa, wilayah Jawa, muslim sekuler, berpendidikan rendah, miskin dan pola fikirnya tradisional. Sehingga ketika Partai ini akan melibatkan masyarakat atau partisipasi masyarakat, maka harus betul-betul menyelami kondisi masyarakat, menyelami fikiran masyarakat dan keinginan mereka. Tentu saja dalam batas-batas yang dibolehkan. Dan pemilu adalah momentum yang tepat bagi Partai Dakwah untuk mengukur keberhasilan dakwah dalam mensosialisasikan program-programnya, termasuk sosialisasi dakwah hizbiyah secara alamiyah di tengah masyarakat. Sarana yang paling tepat untuk mengajak dan melibatkan partisipasi masyarakat adalah kebaikan akhlak kader dakwah dan perhatian kita terhadap masyarakat. Dan Rasulullah saw. telah memberikan contoh terbaik dalam hal ini kepada kita. Allah SWT. berfirman: "Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu'min."(QS At-Taubah 128).Keinginan masyarakat sebenarnya cukup sederhana, yaitu perhatian para kader terhadap mereka, kemudian mereka mendapatkan kemudahan pangan, kemudahan pendidikan dan kesehatan, kemudahan sarana transportasi, kemudahan bekerja dan usaha, jaminan keamanan serta berbagai macam bentuk kemudahan lainnya. Disinilah Partai harus memahami bahasa masyarakat, mampu menyerap keinginan dan aspirasi mereka. Rasulullah saw. bersabda:Artinya:"Dari Abdullah bin Salam ra. berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : "Wahai manusia sebarkan salam, berilah makanan, lakukan silaturahim, dan shalat malam, kamu masuk surga dengan selamat."(HR Bukhari)Tentu saja masyarakat memiliki tradisi dan budayanya masing-masing, dan sebagai sebuah partai yang merepresentasikan negara, maka partai tidak etis menolak partisipasi masyarakat yang ingin bergabung, bagaimanapun kondisi mereka. Bahkan Partai harus dapat memposisikan sebagai negara yang dapat melindungi dan memperjuangkan aspirasi anggota dan simpatisannya, dalam batas-batas kebenaran dan kemampuan. Disisi lain, partai memiliki aturan dan tata-tertib untuk menyaring partisipasi masyarakat. Prinsipnya adalah memilih dahulu, nanti didakwahi. Dan disinilah urgensi dakwah dan urgensi para da'i agar dapat mentaujih dan mempengaruhi masyarakat kearah yang lebih baik. Pengurus berbeda dengan kader, dan kader berbeda dengan anggota biasa, dan anggota berbeda dengan simpatisan, maka para meter pengurus juga harus berbeda dengan hanya sebagai kader, dan kader berbeda dengan anggota biasa. Dan para meter anggota juga berbeda dengan simpatisan. Bagi simpatisan, maka Partai belum memiliki kewenangan yang mengikat untuk memberlakukan aturan dan tata-tertibnya. Dan juga tidak memiliki tanggung-jawab atas apa yang mereka lakukan. Allah SWT. Berfirman: "Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng`azab sebelum Kami mengutus seorang rasul".Partai Islam harus betul-betul memunculkan dirinya sebagai partai terbuka, harus membuka kran selebar-lebarnya bagi partisipasi masyarakat dan dapat memberikan rahmat bagi semuanya, Allah berfirman:"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS Al-Anbiyaa 107).Tetapi, sebagai Partai Dakwah, partai berkewajiban melakukan dakwah, amar ma?ruf dan nahi mungkar. Berupaya merubah simpatisan dan anggota dari hanya sekedar memilih secara pragmatis menuju wala atau setia. Dan wala sendiri memiliki tahapan sbb; Wala Jasadi, Wala Siyasi, Wala Fikri dan Wala Imani.Wala Jasadi adalah kesetiaan jangka pendek yang disebabkan kebutuhan-kebutuhan yang bersifat fisik atau materi. Wala Siyasi adalah kesetiaan yang relatif lebih jauh dari Wala Jasadi, namun masih punya kepentingan yang bersifat politis atau kedudukan politik. Wala Fikri adalah kesetiaan berdasarkan nilai-nilai yang diyakininya dan bersifat normatif reformatif. Sedangkan Wala Imani adalah puncak dari wala. Mengikuti Partai karena keimanan yang mendalam akan seluruh nilai dan perjuangan yang dilakukan oleh Partai. Dan seluruh anggota inti harus berada pada Wala Imani. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat untuk mendukung Partai Dakwah harus diupayakan semaksimal mungkin dan itu merupakan bagian dari Jihad Siyasi. Jakarta, 17 Jumadil Ula 1424 H./ 17 Juli 2003DEWAN SYARI?AH PUSATPARTAI KEADILAN SEJAHTERADR. SALIM SEGAF AL JUFRI, MAKETUA
Nasehat Untuk Pendiri Organisai, Jama'ah Dan Partai : Dakwah Tidak Akan Maju Tanpa Organisasi?
Selasa, 22 Januari 2008 02:22:04 WIBNASEHAT UNTUK PENDIRI ORGANISASI, JAMA’AH DAN PARTAI-1/2-[Tafsir Al-Qur’an Surat Al-An’am ; 159]OlehAl-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron“Artinya ; Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Alloh, kemudian Alloh akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat” [Al-An’am ; 159]MUQADDIMAHLembaga Dakwah pada zaman sekarang menyebar di mana-mana. Mereka mendirikan organisasi, partai dan beberapa jama’ah, mereka berdalih untuk memperjuangkan Islam. Akan tetapi kenyataan yang ada, mereka saling berpecah-belah. Mereka merasa kelompoknya yang paling benar, para pengikutnya pun merasa bangga dengan pemimpinnya, keputusan pemimpin seperti wahyu ilahiah yang tidak boleh dibantah dan harus ditaati, terancam jiwanya bila dikritik karena salah keputusannya, mau mengkritik akan tetapi tidak mau dikritik, kadang kala menolak da’i yang bukan golongannya apabila dianggap merugikan kelompoknya sekalipun da’i itu benar, mereka merasa sedih bila anggotanya keluar. Inilah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bagi orang yang tahu hakikatnya. Benarkah demikian cara kita memperjuangkan Islam? Insya Alloh dengan menyimak pembahasan berikut ini dan fatwa ulama Sunnah kita akan tahu jawabannya.MAKNA AYAT SECARA UMUMIbnu Katsit rahimahullah berkata : “Pemeluk agama sebelumnya berselisih satu sama lain di dalam pola berfikir. Masing-masing mengaku bahwa kelompoknya yang benar, umat ini pun berselisih satu sama lain di dalam beragama, semuanya tersesat kecuali satu yaitu Ahlus Su’nnah wal Jama’ah, yaitu mereka yang berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan generasi pertama dari kalangan Sahabat Radhiyallahu ‘anhum dan para tabi’in dan para ulama kaum muslimin (salaf) dahulu dan sekarang, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Hakim di dalam kitab Mustadrok-nya ketika Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang golongan yang selamat, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Mereka adalah orang yang mengikuti Sunnahku pada hari ini dan Sahabatku” [Tafsir Ibnu Katsir 5/282]Ayat ini diperhatikan secara serius oleh ulama Sunnah, oleh karena itu sungguh amat beruntung apabila kita dalat mengambil ilmu mereka. Mari kita simak nasehat mereka.FAWAID AYAT[a]. Tanda orang musyrik, mereka suka berpecah-belah.Ibnu Katsir rahimahullah berkata : “Orang musyrik suka mengganti dan merubah agamanya, mereka beriman terhadap sebagian akan tetapi menolak sebagian yang lain. Mereka meninggalkan agamanya seperti orang Yahudi, Nasrani, Majusi, penyembah berhala dan semua pengikut agama yang bathil sebagaimana dicantumkan di dalam ayat ini (Al-An’am ; 159)” [Tafsir Ibnu Katsir 6/282)[b]. Hindari partai dan golongan yang merusak persatuan umat dan agamaIbnu Jarir At-Thobari rahimahullah berkata : “Orang yang tersesat mereka meninggalkan agamanya dan sungguh partai dan golongan telah memecah belah agama yang diridhoi Alloh untuk para hamba-Nya, sehingga sebagian menjadi Yahudi, Nasrani dan Majusi. Inilah yang dinamakan perpecahan, mereka bergolong-golongan tidak mau bersatu, mereka mengerti agama yang benar, akan tetapi meninggalkannya dan memecah-belah” [Tafsir At-Thobari 8/78][c]. Pemecah-belah umat bukan golongan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallamDiriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Abu Syaikh dari As-Sudi bahwa maksud ayat “ wahai Nabi kamu tidak diperintah untuk memerangi mereka”, lalu dihapus ketetapan ini dengan surat Al-Baqoroh : 92, dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam diperintah memerangi mereka. Abul Ahwash berkata : “Nabimu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam berlepas diri dari umatnya yang berselisih” [Durul Mansur 3/400]Adapun faidah yang lain, masih banyak sekali sebagaimana tertulis dalam kitab tafsir dan lainnya.ORGANISASI, PARTAI DAN HUKUMNYAOrganisasi ialah kumpulan beberapa orang yang mempunyai tugas masing-masing dengan tujuan yang sama dan disusun secara berstruktur.Persatuan adalah gabungan dari beberapa bagian yang sudah bersatu dalam suatu lembaga.Himpunan adalah organisasi atau perkumpulan yang bersatu dalam satu wadah karena satu idiologi [Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer : 1063]Yayasan ialah badan hukum yang tidak beranggota, ditangani oleh pengurus, didirikan dengan tujuan mengupayakan layanan dan bantuan sosial seperti sekolah, rumah sakit dan sebagainya. [Halaman : 1727]Partai politik adalah kumpulan orang yang mempunyai asas, haluan, pandangan, serta tujuan yang sama di bidang politik. [Halaman ; 1099]Dari keterangan di atas diketahui bahwa organisasi atau kelompok yang didirikan untuk urusan duniawi menurut asal hukumnya adalah halal, kecuali bila organisasi tersebut membawa mafsadah atau kerusakan pribadi, umat atau agama Islam, maka hukumnya haram, sebagaimana kaidah usul yang mengatakan al-ashlu fil-asyya’-al-ibahah (asal segala sesuatu hukumnya mubah).“Dia-lah Alloh yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu” [Al-Baqoroh : 29]HUKUM MENDIRIKAN ORGANISASI DAKWAHBagaimana bila mendirikan partai, jama’ah, golongan dengan tujuan berdakwah!? Berikut ini jawabannya.“Dan janganlah kamu termasuk orang yang menyekutukan Alloh yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka” [Al-Rum : 31-32]Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : “Tidak boleh bagi siapa pun mengangkat orang mengajak umat ini untuk mengikuti pola hidup dan peraturannya, senang dan membenci karena dia selain Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ijma ulama Sunnah. Adapun ciri ahli bid’ah mereka mengangkat pemimpin dari umat ini, atau membuat peraturan yang mengakibatkan umat berpecah belah, mereka mencintai umat karena mengikuti peraturan golongannya dan memusuhi orang yang tidak mengikuti golongannya” [Dar’ut Ta’arudh 1/149]Selanjutnya beliau rahimahullah berkata ;”Dan tidak boleh seorangpun membuat undang-undang yang dia menyenangi orang atau memusuhinya dengan dasar peraturannya, bukan peraturan yang tercantum dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam” [Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah 20/164]Syaikh Sholih Fauzan (anggota Kibarul Ulama Saudi Arabia) ditanya : “Kita sering mendengar istilah jama’ah-jama’ah (golongan-golongan) Islam pada zaman sekarang yang telah menyebar di dunia. Dari mana istilah penamaan ini? Beliau menjawab :”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi tahu kepada kita cara beramal, beliau tidaklah meninggalkan sesuatu yang dapat mendekatkan umat ini kepda Alloh melainkan beliau telah menjelaskannya, dan tidaklah meninggalkan sesuatu yang membuat manusia jauh dari Alloh melainkan beliau telah menjelaskannya. Termasuk perkara yang kamu tanyakan ini, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :”Sesungguhnya barangsiapa di antara kalian hidup (setelah aku meninggal dunia) akan menjumpai perselisihan yang banyak. Bagaimana cara menanggulanginya ketika peristiwa ini terjadi? Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Wajib bagimu berpegang kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk sesudahku, hendaknya kamu berpegang kepadanya, dan gigitlah dengan gigi gerahammu, jauhkan dirimu dari perkara baru, karena setiap perkara baru bid’ah dan setiap bid’ah dan setiap bid’ah adalah tersesat’. (Dishahihkan oleh Al-Albani. Lihat Al-Irwa : 2455)Maka dari jama’ah yang ada, apabila dia berdiri di atas petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya, terutama Khulafaur Rasyidin dan abad yang mulia, maka jama’ah dan golongan dimana saja kita masuk di dalamnya, dan wajib kita bekerja sama dengan mereka. Adapun jama’ah yang menyelisihi petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita wajib menjauhinya, walaupun dia mengatakan jama’ah islamiah. Yang menjadi ukuran bukan nama, akan tetapi kenyataan. Adapun nama memang banyak dan marak kita saksikan dimana-mana, akan tetapi nihil dan bathil juga. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :”Telah berpecah-belah orang Yahudi manjadi tujuh puluh dua golongan, dan akan bepecah belah umat ini menjadi tujuh puluh tiga golongan, semua di neraka kecuali satu. Kami berkata ; ‘Siapa dia wahai Rasulullah ? Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : ‘Orang yang berpijak semisal saya pada hari ini dan berpijak kepada Sunnah sahabatku”Keterangan ini jelas dan gamblang. Jika kita menjumpai jama’ah dan ini tandanya, mereka mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya, maka mereka golongan Islam yang benar. Adapun jama’ah yang menyelisihi jalan ini, dan berjalan di atas jalan yang lain, jama’ah itu bukan golongan kita, dan kami pun bukan golongan mereka, kita tidak masuk di dalamnya, dan mereka pun tidak masuk golongan kita, mereka bukan dinamakan jama’ah, akan tetapi mereka itu firqoh (golongan pemecah-belah) dari firqoh yang tersesat. Karena itulah jama’ah tidaklah ada melainkan di atas manhaj yang benar, yang manusia bersatu di atasnya, sedangkan kebathilan pasti memecah-belah dan tidak menyatukan, Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman.“…Dan jika mereka berpaling sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu) “[Al-Baqarah : 137] [Al-Ajwibah Al-Mufidah an As’ilatil Manahajil Jadidah 6-8]Syaikh Bakar bin Abdullah Abu Zaid (anggota Kibarul Ulama Saudi Arabia) berkata :”Tidak boleh diangkat seorangpun untuk mengajak umat ini menuju ke jalannya melainkan Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Rasul kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Barangsiapa yang mengangkat selain Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai panduan hidup maka dia tersesat dan ahli bid’ah” [Hukmul Intima Ilal Firoq wal Ahzab wa Jama’at Islamiyah : 96-97]Syaikh Abu Anas Ali berkata : “Sesungguhnya partai dan golongan yang memiliki peraturan yang menyelisihi Al-Qur’an dan As-Sunnah ditolak oleh ajaran Islam, karena tidak ada dalil dari Al-Qur’an dan hadits yang membolehkan umat Islam berpartai dan bergolong-golongan, justru sebaliknya kita jumpai banyak dalil yang mencela berdirinya beberapa partai dan golongan, misalnya firman-Nya yang tercantum dalam surat Al-An’am : 159 dan Ar-Rum : 32, bahkan dampak yang kita ketahui dengan adanya banyak partai dan golongan satu sama lain saling menjelekkan, mencaci dan memfasikan, bahkan boleh jadi lebih dari pada itu, mengkafirkan yang lain tanpa dalil” [Kaifa Nualiju Waqanal Alim 199-200]BENARKAH DAKWAH TIDAK AKAN MAJU TANPA ORGANISASI?Syaikh Abu Anas Ali berkata : “Ada orang yang berkata :’Tidak mungkin dakwah akan tegak dan tersebar melainkan apabila di bawah naungan partai dan golongan’. Maka kami jawab : Syaikh Ibnu Utsaimin berkata :’Pendapat ini adalah salah, bahkan sebaliknya dakwah menjadi kuat dan tersebar tatkala manusia kuat berpegang teguh kepda Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang yang paling banyak mengikuti jejak Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. Ketahuilah wahai para pemuda! Sesungguhnya banyaknya jama’ah atau golongan adalah fakta yang menyakitkan dan bukan fakta yang menyehatkan. Saya berpendapat hendaknya umat Islam satu partai saja, yaitu yang kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam” [As-Shohwatul Islamiyah Dhowabith wa Taujihat oleh Syaikh Ibnu Utsaimin : 258-259]Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata : “Adapun umat yang berpecah-belah menjadi sekian banyak golongan sehingga masing-masing mengatakan dia yang paling benar, bukan hanya ini saja, bahkan mereka menganggap sesat golongan lain, membid’ahkan golongan yang lain, membuat orang menjauhi kelompok lain, maka tidaklah diragukan bahwa ini adalah pendiskreditan dan cacat bagi umat Islam. Ini merupakan senjata yang paling kuat untuk membinasakan kebangkitan Islam yang penuh barokah ini. Maka kamu perlu menasehati saudara-saudara kami, hendaknya kalian bersatu, hindari perpecahan, kembalikah kepada jalan yang haq Inilah kewajiban setiap umat Islam” [Kajian rutin setiap bulan oleh Syaikh Ibnu Utsaimin edisi pertama hal.31]Al-Muhaddits Al-Albani ketika ditanya : “Bagaimana menurut pandangan syariat Islam, kaum muslimin bergolong-golongan, berpartai yang berbeda berorganisasi Islam, padahal satu sama lain berbeda sistemnya, caranya, seruannya, aqidahnya dan berbeda pula landasan pegangan yang menjadi pegangan mereka, padahal golongan yang benar hanya satu sebagaimana disebut di dalam hadits yang shahih?. Beliau menjawab : “Tidaklah ragu bagi orang yang berilmu Al-Qur’an dan As-Sunnah dan memahaminya dengan pemahaman salafush shalih yang diridhoi Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahwa berpartai, bergabung dengan kelompok-kelompok yang berbeda pola berfikirnya, ini adalah yang pertama. Dan manhaj atau cara serta sarana yang berbeda pula, ini yang kedua, maka tidaklah Islam membolehkan hal ini sedikit pun, bahkan Alloh Pencipta kita melarang kita berpecah-belah bukan hanya satu ayat, misalnya surat Ar-Rum : 32, Hud : 118-119. Di dalam ayat ini Allah Azza wa Jalla tidak mengecualikan perselisihan yang pasti terjadi, (karena ini merupakan kehendak kauni yang harus terjadi, bukan kehendak syar’i), maka Allah hanya mengecualikan golongan yang dirahmati, yaitu : “Kecuali orang yang dirahmati oleh Raabmu” [Hud : 119] [Fatwa Syaikh Al-Albani rekaman kaset nomor : 608, atau lihat Kitab Kaifa Nualiju Waqianal Alim : 201]Syaikh Ibnu Jibrin tatkala ditanya : “Bagaimana hukumnya umat Islam mendirikan partai politik?” Beliau menjawab ; “Islam mengajak kita bersatu, dan melarang kita berpecah-belah, orang Islam dilarang berpecah-belah berdasarkan firman-Nya di dalam surat Al-Imran ; 105, surat Ar-Rum : 31-32Dari keterangan ulama Sunnah di atas nampak jelas bahwa kenyataan yang ada, partai dan golongan yang landasannya menyimpang dari Sunnah tidaklah menjadi sebab berkembangnya dakwah Islamiyah, akan tetapi sebaliknya merusak aqidah umat. Berapa banyak para tokoh partai menghalalkan yang haram, menghalalkan bid’ah dan syirik, loyal dengan agama selain Islam karena ingin mencari pengikut dan ingin mencari kursi. Akan tetapi sebaliknya berdakwah yang dilakukan oleh perorangan dari kalangan ulama Sunnah yang kembali kepada pemahaman salafush shalih, mereka berhasil, mereka bersatu, walaupun lain tempat dan waktu. Lihat dakwah Imam Ahmad rahimahullah dan ahli hadits lainnya, ahli fikih dan ahli tafsir salafush shalih, Ibnu Taimiyyah, Muhammad bin Abdul Wahhab dan ulama Sunnah yang baru saja meninggal dunia, misalnya Ibnu Baz, Al-Albani, Ibnu Utsaimin dan lainnya baik yang telah meninggal dunia atau yang masih hidup, dakwah mereka nyata, menerangi penduduk dunia, rohmatan lil alamin. Mereka berhasil memberantas kemusyrikan dan kebid’ahan, penyakit yang sangat berbahaya di dunia yang merusak tauhid dan Sunnah, padahal mereka tidak mendirikan partai, organisasi dan jama’ah yang tersesat.[Disalin dari Majalah Al-Furqon, Edisi 6, Th. Ke-7 1429/2008. Diterbitkan Oleh Lajnah Dakwah Ma’had Al-Furqon Al-Islami, Alamat : Ma’had Al-Furqon, Srowo Sidayu Gresik Jatim]

http://www.almanhaj.or.id/content/2326/slash/0

apa produk dakwah PKS

Uus said:
Dengan mengatakan PKS sebagai partai dakwah secara otomatis kita menyepakati stigma itu. Tapi yang jadi pertanyaan besar apa sih produk dari dakwah si partai dakwah itu.. Aku sendiri melihat arahan dakwah PKS juga belum jelas tuh...
http://yuli-ahmada.blogspot.com/2007/08/partai-dakwah-pun-bikin-susah.html


PRINSIP DA'WAH DALAM AL QUR'AN




Pengertian dan Tujuan Da'wah

Da'wah Secara lughawi berasal dari bahasa Arab, da'wah yang artinya seruan, panggilan, undangan. Secara istilah, kata da'wah berarti menyeru atau mengajak manusia untuk melakukan kebaikan dan menuruti petunjuk, menyuruh berbuat kebajikan dan melarang perbuatan munkar yang dilarang oleh Allah Swt. dan rasul-Nya agar manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Syaikh Ali Mahfuzh -murid Syaikh Muhammad Abduh- sebagai pencetus gagasan dan penyusunan pola ilmiah ilmu da'wah memberi batasan mengenai da'wah sebagai: "Membangkitkan kesadaran manusia di atas kebaikan dan bimbingan, menyuruh berbuat ma'ruf dan maencegah dari perbuatan yang munkar, supaya mereka memperoleh keberuntungan kebahagiaan di dunia dan di akhirat."

Da'wah adalah usaha penyebaran pemerataan ajaran agama di samping amar ma'ruf dan nahi munkar. Terhadap umat Islam yang telah melaksanakan risalah Nabi lewat tiga macam metode yang paling pokok yakni da'wah, amar ma'ruf, dan nahi munkar, Allah memberi mereka predikat sebagai umat yang berbahagia atau umat yang menang .

Adapun mengenai tujuan da'wah, yaitu: pertama, mengubah pandangan hidup. Dalam QS. Al Anfal: 24 di sana di siratkan bahwa yang menjadi maksud dari da'wah adalah menyadarkan manusia akan arti hidup yang sebenarnya. Hidup bukanlah makan, minum dan tidur saja. Manusia dituntut untuk mampu memaknai hidup yang dijalaninya.

Kedua, mengeluarkan manusia dari gelap-gulita menuju terang-benderang. Ini diterangkan dalam firman Allah: "Inilah kitab yang kami turunkan kepadamu untuk mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada terang-benderang dengan izin Tuhan mereka kepada jalan yang perkasa, lagi terpuji." (QS. Ibrahim: 1)

http://www.uii.ac.id/index.asp?u=1341&b=I&v=1&id=2, diakses pada 23 Maret 2008, pkl. 10.21